Sabtu, 07 Maret 2009

Para Kura-Kura China di Wall Street Pilih Balik Kampung

Senin, 22 Desember 2008 | 16:35

NEW YORK. Dulu, para pekerja China di Wall Street disebut-sebut pekerja kerah emas (gold-collar workers). Tapi kini, kondisinya malah berbalik. Saat ini, mereka lebih dikenal sebagai kura-kura laut (sea turtles) yang belakangan memutuskan untuk berenang kembali ke negaranya untuk melarikan diri dari amukan badai finansial.

Hal ini terlihat dari padatnya pameran kerja (job fair) yang digelar di beberapa kota utama AS. Sabtu (20/12) lalu, setidaknya terdapat kurang lebih 1.000 turtle yang memadati ballroom di sebuah hotel New York. Mereka memang tengah menghadiri job fair yang menawarkan kesempatan bekerja di Shanghai.

Salah satu diantara mereka adalah Dong Shaw, yang sudah delapan tahun ini bekerja di Wall Street. “Krisis di AS sangat akut. Kami harus mencari pekerjaan lain yang lebih menjanjikan,” kata Shaw.

Shaw sendiri sangat tertarik untuk mencari peluang di sektor finansial China yang saat ini prospek pertumbuhannya masih sangat bagus dan sehat. “Sebagai pasar baru, China penuh dengan segudang kesempatan,” jelasnya.

Gerak cepat China

Krisis finansial terburuk dalam satu dekade terakhir menjadikan perekonomian AS masuk ke jurang resesi yang terburuk sejak Desember 2007. Alhasil, sekitar 2 juta pekerja kehilangan pekerjaan. Industri sekuritas di New York juga telah kehilangan sekitar 16.000 pekerja.

Berdasarkan data pemerintahan setempat, pada Oktober tahun depan, total warga yang kehilangan pekerjaannya bisa mencapai 38.000 orang. Bahkan sekitar 10.000 pekerja lagi juga akan dipangkas dari sektor-sektor lain yang memiliki keterkaitan langsung seperti perbankan.

Beberapa kota dan perusahaan di China bergerak cepat untuk mengambil kesempatan tersebut. Mereka berupaya merekrut kembali tenaga-tenaga China yang berpendidikan tinggi untuk berkarya di kampung halamannya.

Hal ini tidaklah mengherankan. Pasalnya, berdasarkan data dari Pemerintah China, dari 1,2 juta warga China yang pergi ke luar negeri untuk belajar dalam 30 tahun terakhir, hanya seperempat dari mereka yang kembali ke negara asalnya.

Pameran kerja hari Sabtu lalu diprakarsai oleh pemerintah Shanghai dan diikuti oleh 24 bank, asuransi dan perusahaan sekuritas dari kota Shanghai, termasuk di dalamnya Shanghai Stock Exchange.

Pada awal bulan ini, Nanjing di provinsi Jiangsu, China Timur, juga pernah mengadakan even serupa di beberapa kota utama AS. Pameran kerja itu dipadati oleh ratusan orang.

Barratut Taqiyyah Reuters