Minggu, 22 Maret 2009

Krisis Pukul Banyak Negara

Minggu, 22 Maret 2009 | 03:36 WIB

Zoellick: 400.000 Bayi Akan Meninggal pada Tahun 2009

Brussels, Sabtu - Krisis ekonomi global telah memukul sejumlah negara berkembang. Krisis membuat aliran modal keluar, menurunkan bantuan, dan menghambat ekspor. Tahun ini diperkirakan 400.000 bayi akan meninggal sebagai dampak tak langsung dari krisis ekonomi, di luar kematian rutin.

Demikian dikatakan Presiden Bank Dunia Robert Zoellick di Brussels, Belgia, Sabtu (21/3), saat berbicara pada telekonferensi trans-Atlantik dengan think-tank dari Jerman, Marshall Fund.

Zoellick mengatakan, hal itu bisa dicegah jika masing-masing negara donor menaikkan bantuan 15 miliar dollar AS.

Negara berkembang membutuhkan bantuan internasional sebesar 200 miliar dollar AS pada tahun 2009. Namun, krisis yang memukul banyak negara membuat kebutuhan dana naik menjadi 500 miliar dollar AS hingga 700 miliar dollar AS, termasuk untuk mencegah kejatuhan ekonomi sejumlah negara.

Zoellick mengatakan, bantuan diperlukan untuk pendistribusian pangan dan pembangunan jalan-jalan yang mendorong peningkatan produksi pangan di negara berkembang.

Jika hal tersebut tidak dilakukan, yang terjadi bukan hanya kematian bayi, tetapi juga peningkatan jumlah penduduk miskin yang sekarang saja sekitar 1,2 miliar dari 7 miliar penduduk dunia.

Zoellick kembali mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa pada tahun 2009 ekonomi akan terkontraksi 2 persen. Jika angka kemiskinan ingin diturunkan 1 persen, dunia membutuhkan pertumbuhan ekonomi minimal 7 persen. Oleh karena itu, Zoellick mengingatkan hilangnya potensi satu generasi akibat krisis.

Stimulus mengkhawatirkan

Untuk mengatasi krisis, sejumlah negara sudah mencanangkan stimulus atau peningkatan anggaran pemerintah untuk menggenjot permintaan. Juga sudah dibahas rencana penyelamatan perbankan yang didera kredit macet dan enggan menyalurkan kredit.

Akan tetapi, semua itu baru rencana dan belum direalisasikan. Hal lain yang belum diatasi adalah bagaimana agar spekulasi, yang melahirkan volatilitas di pasar, dihentikan.

Spekulasi menimbulkan kekhawatiran yang merunyamkan kepercayaan pasar. Uni Eropa selalu menekankan agar regulasi yang mengendalikan hedge fund, kumpulan dana investasi yang umumnya dipakai berspekulasi, diluncurkan.

Semua itu belum terwujud. Tentang isu ini, Zoellick menyatakan prihatin. Dia mengkhawatirkan krisis akan berlangsung lama jika kecepatan bertindak tidak diwujudkan. Taruhan dari keterlambatan bertindak adalah risiko kehilangan pekerjaan dengan segala dampak lanjutannya.

Zoellick juga mengingatkan, stimulus saja tidak cukup.

Stimulus bertujuan menggenjot perekonomian. Namun, krisis sekarang ini muncul bukan karena ketiadaan pengeluaran pemerintah, tetapi akibat krisis perbankan, lembaga keuangan, serta manipulasi keuangan disertai tindakan para eksekutif perusahaan yang memberi diri sendiri bonus dengan menelan keuangan perusahaan yang dalam keadaan bangkrut.

”Pencanangan stimulus tanpa mengatasi akar masalah akan seperti melakukan sesuatu tanpa memberi efek yang pas bagi ekonomi,” kata Zoellick.

Peluncuran stimulus juga baru akan dimulai tahun 2010, sebuah tindakan yang dianggap lambat. Padahal, kata Zoellick, kini sektor perdagangan dunia sudah turun, yang menghilangkan pendapatan banyak orang. (REUTERS/AP/AFP/MON)