Selasa, 24 Februari 2009

GeraiDinarBogor - Agen "Gerai Dinar"






Sebelum order, mohon info kami via sms

Waktu Transaksi Pembelian :
Setiap Hari Kerja, pk. 08.00 - 16.00 WIB
Harga Jual mengikuti "Gerai Dinar"
1. Harga pagi (06.30) berlaku jam 08.00 - 12.00
2. Harga siang (12.30) berlaku jam 13.00-16.00

Pembayaran dapat dilakukan dg sistem:
1. Cash : max. 5 dinar
2. Transfer:
a. Via Bank BCA (jumlah flexible)
b. Via Bank Mandiri (jumlah flexible)
c. Via Bank Syariah Mandiri (max. 10 dinar)

Coin dapat diambil pada dan di luar hari dan jam kerja dengan perjanjian.

Layanan Pembelian Dinar di GDB


Bagi yang menginginkan pembayaran via Bank Syariah, dapat transfer ke rekening
BANK SYARIAH MANDIRI
- max 10 dinar

Waktu Transaksi Pembelian :
Setiap Hari Kerja, pk. 08.00 - 16.00 WIB
Harga Jual mengikuti "Gerai Dinar"
1. Harga pagi (06.30) berlaku jam 08.00 - 12.00
2. Harga siang (12.30) berlaku jam 13.00-16.00

Coin dapat diambil pada dan di luar hari dan jam kerja dengan perjanjian

Senin, 02 Februari 2009

History of the Dinar

In the beginning the Muslims used gold and silver by weight and the dinar and dirhams that they used were made by the Persians. The first dated coins that can be assigned to the Muslims are copies of silver dirhams of the Sassanian Yezdigird III, struck during the Khalifate of Uthman, radiy'allahu anhu. These coins differ from the original ones in that an Arabic inscription is found in the obverse margins, normally reading "in the Name of Allah". Since then the writing in Arabic of the Name of Allah and parts of Qur'an on the coins became a custom in all mintings made by Muslims.
Under what was known as the coin standard of the Khalif Umar Ibn al-Khattab, the weight of 10 dirhams was equivalent to 7 dinars (mithqals).
In the year 75 (695 CE) the Khalifah Abdalmalik ordered Al-Hajjaj to mint the first dirhams, thus he established officially the standard of Umar Ibn al-Khattab. In the next year he ordered the dirhams to be minted in all the regions of the Dar al-Islam. He ordered that the coins be stamped with the sentence: "Allah is Unique, Allah is Eternal". He ordered the removal of human figures and animals from the coins and that they be replaced with letters.
This command was then carried on throughout all the history of Islam. The dinar and the dirham were both round, and the writing was stamped in concentric circles. Typically on one side it was written the "tahlil" and the "tahmid", that is, "la ilaha ill'Allah" and "alhamdulillah"; and on the other side was written the name of the Amir and the date. Later on it became common to introduce the blessings on the Prophet, salla'llahu alayhi wa sallam, and sometimes, ayats of the Qur'an.
Gold and silver coins remained official currency until the fall of the Khalifate. Since then, dozens of different national currencies were made in each of the new postcolonial national states created from the dismemberment of Dar al-Islam.
History has demonstrated repeatedly that paper money has been a permanent instrument of default and reducing the wealth of the Muslims. In addition, Islamic Law does not permit the use of a promise of payment as a medium of exchange.

How is the Islamic dinar used?
1. The Islamic Dinar can be used as saving.
2. It can be used to pay zakat and dowry as required by Islamic Law.
3. It can be used to buy and sell as it is a legitimate medium of exchange.

Using Dinar & Dirham
Gold and silver are the most stable currency the world has ever seen.
From the beginning of Islam until today, the value of the Islamic bimetallic currency has remained surprisingly stable in relation to basic consumable goods:
A chicken at the time of the Prophet, salla'llahu alaihi wa sallam, cost one dirham; today, 1,400 years later, a chicken costs approximately one dirham.
In 1,400 years inflation is zero.
Could we say the same about the dollar or any other national currency in the last 25 years?
In the long term the bimetallic currency has proved to be the most stable currency. It has survived, despite all the attempts by governments to transform it into a symbolic currency by imposing a nominal value different from its weight.
Reliability
Gold cannot be inflated by printing more of it; it cannot be devalued by government decree, and unlike national currencies it is an asset which does not depend upon anybody's promise to pay.
Portability and anonymity of gold are both important, but the most significant fact is that gold is an asset that is no-one else's liability.
All forms of paper assets: bonds, shares, and even bank deposits, are promises to repay money borrowed. Their value is dependent upon the investor's belief that the promise will be fulfilled. As junk bonds and the Mexican peso have illustrated, a questionable promise soon loses value.
Gold is not like this. A piece of gold is independent of the financial system, and its worth is underwritten by 5,000 years of human experience.

Investasi di Emas dan Saham Masih Menarik

Kamis, 4 Desember 2008 | 8:25
JAKARTA. Para pengamat memprediksi, krisis ekonomi masih akan berlangsung sepanjang tahun depan. Mereka berharap tanda-tanda berakhirnya krisis yang telah menjurus ke resesi global ini baru akan terlihat pada paruh kedua 2009.

Pemulihan dari kondisi krisis ini bergantung pada ekonomi Amerika Serikat (AS). "Sementara itu, konsensus ekonom dunia menyatakan pertumbuhan ekonomi AS tahun depan masih nol," ujar Direktur Schroder Investment Management Indonesia, Michael Tjoajadi disela acara seminar nasional bertema Mengatasi Dampak Krisis Keuangan Dengan Wealth Management kemarin.

Michael mengatakan, sejak kuartal keempat 2008 hingga kuartal kedua 2009, pertumbuhan ekonomi Amrik akan mengalami defisit. Di sono baru pada kuartal III 2009 mulai mengalami pertumbuhan dan kembali positif. Nah, dengan kembali positifnya ekonomi AS, ada harapan ekonomi seluruh dunia akan kembali tumbuh, dan pasar modal akan kembali stabil.

Nah, sementara kondisi pasar modal masih gonjang-ganjing, adakah sesuatu yang bisa dilakukan oleh para investor?

Menurut Alfred Pakasi, Direktur Vibiz Consulting, salah satu cara merespons krisis adalah dengan melakukan perencanaan kembali pengelolaan investasi yang baik.

Caranya dengan menelaah kembali penempatan portofolio investasi. Alfred bilang saat ini sebenarnya masih cukup banyak peluang berinvestasi di luar pasar modal.

Salah satu wahana investasi yang masih menarik di luar pasar modal adalah emas. "Emas merupakan salah satu portofolio yang memiliki nilai hedging," ujar Alfred. Lihat saja, harga si kuning mengkilat relatif stabil di tengah penurunan harga komoditas lainnya.

Selain itu Alfred juga menilai saat ini masih ada peluang dalam investasi di pasar saham. Tentu saja, investor harus menerapkan strategi yang tepat. "Pilihlah saham dengan PER yang rendah, namun memiliki likuiditas yang tinggi, seperti saham-saham blue chips," terang Alfred.

Alfred memprediksi hingga pertengahan tahun 2009 mendatang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di posisi 1.500. Sementara, ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh sebesar 5%.

Yuwono Triatmodjo KONTAN

Investasi Emas ….

Mengapa harus Emas?
Emas mempunyai berbagai aspek yang menyentuh kebutuhan manusia. Emas juga mempuyai manfaat emosial untuk dinikmati keindahannya. Sudah Ada kesepakatan budaya secara global bahwa emas adalah logam mulia dengan nilai estetis yang tinggi. Nilai keindahannya berpadu dengan harganya yang menarik sehingga jadilah emas sebagai sarana untuk mengekspresi diri, emas telah menjadi simbol status di berbagai sub-kultur di Indonesia.

Lebih dari itu, Emas juga ternyata mempunyai manfaat fungsional sebagai alat investasi. Emas adalah jenis investasi yang nilainya saat stabil, likuid, dan aman secara riil serta dapat dikelola sendiri. Dengan demikian emas sangat layak menjadi salah satu bagian dari portofolio investasi.

Emas dalam sejarah perkembagan sistem ekonomi dunia, sudah dikenal sejak 40 ribu tahun sebelum masehi. Emas acapkali diidentikan dengan sesuatu yang nomor satu, prestisius, dan elegan. Hal ini dikarenakan emas adalah Logam Mulia. Disebut logam mulia karena dalam keadaan murni-dalam udara biasa-emas tidak dapat teroksidasi atau dengan kata lain akan tahan karat.Emas banyak digunakan sebagai standard keuangan di banyak negara dan juga sebagai perhiasan , cadangan devisa. Dan sampai saat ini emas merupakan alat pembayran yang paling utama di dunia.
Mengapa harus berInvestasi Emas?
Emas mempunyai karakteristik yang berbeda dengan komoditi lainnya. Emas dipersepsikan bernilai di seluruh dunia. Emas mempunyai suplai terbatas dan permintaan yang tidak terbatas, sehingga harga emas semakin hari semakin naik. Semakin terbuka informasi secara global, maka secara global, individu dan lembaga akan mencari nilai dan nilai itu ada pada Emas. Inilah adalah alasan utama investasi Emas.

Alasan kedua adalah adanya ketidakdisiplinan mata uang dalam menjaga nilai khususnya mata uang yang tidak dibackup oleh emas. Ketidakdisiplinan ini menjadikan nilai mata uang selalu menurun. Hal ini menjadikan kondisi alami dalam masyarakat untuk berinisiatif melindungi assetnya dari penurunan mata uang dengan cara berinvestasi emas.

Alasan ketiga adalah Investasi Emas merupakan investasi yang bisa dikelola sendiri dan tidak bergantung kepada kinerja pihak ketiga.
Kapan memulai berinvestasi Emas?
Setiap saat bisa berinvestasi emas. Mulailah berinvestasi emas dengan membeli koin-koin emas 1 gram, 2 gram dan seterusnya. Dan saat mendapat untung besar, saat mendapat untung kecil, saat profit taking di bursa , pastikan keuntungan- keuntungan tersebut dikonversi dalam bentuk emas walaupun hanya sedikit.

Jadi mulailah dari yang terkecil dan mulai saat ini berinvestasi Emas. Dan pastikan disaat membeli Emas, niatkan untuk membeli Faktor Produksi atau niatkan untuk melakukan hal-hal yang sifatnya strategis seperti untuk menunaikan ibadah haji atau ibadah lainnya
Siapa Investor Emas itu?
Setiap saat bisa berinvestasi emas. Mulailah berinvestasi emas dengan membeli koin-koin emas 1 gram, 2 gram dan seterusnya. Dan saat mendapat untung besar, saat mendapat untung kecil, saat profit taking di bursa , pastikan keuntungan- keuntungan tersebut dikonversi dalam bentuk emas walaupun hanya sedikit.

Jadi mulailah dari yang terkecil dan mulai saat ini berinvestasi Emas. Dan pastikan disaat membeli Emas, niatkan untuk membeli Faktor Produksi atau niatkan untuk melakukan hal-hal yang sifatnya strategis seperti untuk menunaikan ibadah haji atau ibadah lainnya
Apakah Investasi Emas adalah investasi yang pasif?
Investasi emas bukanlah investasi yang pasif, justru investasi emas adalah investasi yang bisa diaktifkan. Investasi Emas bisa digunakan sebagai Collateral/Jaminan di Pegadaian. Di Pegadaian , terdapat Produk KCA ( Kredit Cepat Aman/Konvensional ) dan Produk Gadai Syariah dengan akad Rahn & akad Ijarah yang dapat mengoptimalkan Investasi Emas menjadi Modal Kerja, baik untuk kebutuhan jangka pendek (KCA) maupun untuk kebutuhan jangka Panjang (Krasida).
Kapan Investasi Emas dijual?
Emas adalah Faktor Produksi. Jika Investasi Emas dijual , pastikan hasil penjualan investasi Emas digunakan untuk membeli Faktor Produksi , dan return/hasil dari Faktor Produksi tersebut pastikan disisihkan untuk membeli Emas kembali. Selain itu, Emas bisa dijual untuk melakukan hal-hal yang sifatnya strategis, seperti untuk menunaikan ibadah Haji ataupun untuk beribadah lainnya.
Apakah Investasi emas cocok untuk tabungan Anak?
Investasi emas adalah investasi yang strategis untuk menggapai cita-cita yang strategis. Mulailah investasi emas untuk kebutuhan anak-anak dimasa mendatang.

Ada juga beberapa Artis yang sudah berinvestasi emas. Hal ini saya rekomendasikan karena mereka yang belum terbiasa dan belum siap melakukan usaha/bisnis. Sambil belajar mengamati bisnis yang cocok sesuai dengan talentanya, saya sarankan untuk menabung emas. Jika sudah merasa siap untuk berbisnis maka investasi emasnya dapat dijual untuk modal usaha/membeli tempat usaha.

Sumber : http://www.investasi-emas.info (MOHAMAD IHSAN PALALOI, RUDI KURNIAWAN, TITA AGUSTINI,)

Mengenal Lebih Jauh Tentang Qirad...

Dr. Wahbah Al-Zuhayli dalam kitab Al-Fiqh Al-Islami Wa-Adillatuh dimana beliau menjelaskan bahwa Qirad dan Mudarabah hanya masalah perbedaan penyebutan dari asal daerah yang berbeda. Istilah Qirad berasal dari Hijaz sedangkan Mudarabah dari Iraq. Qirad menekankan pada aspek pinjaman modal dan penyerahan sebagian keuntungan untuk si peminjam, sedangkan Mudharabah menekankan pembagian keuntungan antara pemilik modal dan pengusaha yang menerima modal.
Selanjutnya akan lebih sering menggunakan istilah Qirad dibandingkan Mudarabah, karena istilah Qirad ini yang juga sering dipakai dalam mazab Syafi’i.
Qirad atau Mudharabah akan menjadi solusi pembiayaan yang adil bagi pemilik modal dan para entrepreneur sekaligus menjadi alternatif dari sistem ribawi yang sudah seharusnya ditinggalkan umat ini.
Syarat utama Qirad adalah :
1. Modal harus tunai atau setara tunai seperti dalam bentuk Dinar dan Dirham atau uang kertas. (mengenai keharusan tunai atau setara tunai ini, ada perbedaan pendapat diantara empat mazab. Imam Shafi’i adalah satu-satunya yang berpendapat harus tunai. Imam Hanafi, Imam Malik dan Imam Hambali ketiganya berpendapat bahwa modal bisa berupa harta benda yang tidak bersifat tunai namun yang dihitung sebagai modal bukan harta benda tersebut melainkan nilai setara tunainya .
2). Modal diketahui dengan jelas sehingga dapat dibedakan antara modal dan keuntungan.
3. Pembagian keuntungan harus jelas prosentasenya, untuk pihak penerima modal(entrepreneur) dan pemilik modal. Mudharabah atau Qirad batal apabila salah satu atau kedua pihak menentukan jumlah tertentu (bukan prosentase) dari bagi hasil.
4. Penerima modal adalah penerima amanah, wajib menjaga amanah sepenuhnya meskipun tidak ikut menanggung kerugian apabila kerugian bukan karena kesengajaannya.
5. Qirad dapat bersifat terbuka ataupun terbatas.
Dalam Qirad terbuka, penerima modal tidak dibatasi dengan jenis usaha, pasar, tempat dlsb. Dalam qirad terbatas, penerima modal harus berusaha dalam batasan yang disepakati dengan pemilik modal.
Pembiayaan melalui Qirad akan memudahkan orang-orang yang jujur, adil, hati-hati dan memiliki kompetensi untuk bidang usaha yang ditekuninya untuk menerima amanah dari para pemilik modal – dan untuk ini tidak diperlukan jaminan yang sifatnya materi.
Sebaliknya bagi orang yang tidak memiliki salah satu dari syarat tersebut akan kesulitan untuk memperoleh pembiayaan meskipun orang tersebut memiliki jaminan materi yang banyak jumlahnya.
Sistem pembiayaan semacam ini akan menciptakan lingkungan usaha yang berpegang pada tata-nilai atau values yang membentuk akhlaq yang luhur bagi para pelakunya.
Orang-orang yang tidak bisa jujur, tidak bisa adil, tidak hati hati dan tidak pula memiliki kompetensi akan dengan sendirinya tersingkir dari lingkungan usaha. Sebaliknya dunia usaha akan didominasi oleh orang-oarng yang adil, jujur, hati-hati dan memiliki kompetensi yang tinggi.
Generasi pengusaha yang semacam inilah nantinya yang akan memakmurkan umat Islam secara keseluruhan dan mengembalikan kejayaan Islam pada waktunya.
Ini teori dan dasar hukum produk Qirad yang dikembangkan di GeraiDinar. Biar keren dizaman informasi ini produk qirad ini di berinama I-Qirad

Untuk lebih detailnya bisa dilihat di : http://geraidinar.com/2008/03/cara-memproduktifkan-dinar-anda.php

Loaf of Bread Costs $16 million Zimbabwe Dollars

With rising inflation and election turmoil, the prices of basic food items have skyrocketed in Zimbabwe. A loaf of bread now costs 16 million Zimbabwe dollars.

Zimbabwe has had monetary problems for a long time, and it isn’t getting better with the recent elections. The opposition claimed it won the elections, but Mugabe is reluctant to give up power.

The rate of inflation is rising at a staggering rate and has reached 100,000 per cent. A loaf of bread now costs 16 million Zimbabwe dollars.

In January, the Zimbabwe government issued a 10 million currency note, this week they introduced a new 50 million dollar bill which is equivalent to $1.25 USD on the black market (officially it is worth $1,666 USD).

Zimbabwean's currency has tumbled to a record low of 25 million Zimbabwe dollars to one US dollar. 100 US dollars could exchange for nearly 20 kg of local currency.

Frankly, it's hard yo imagine how a country would manage to get themselves into the troubled situation. My countrymen would be crying like babies if our annual inflation rates reached 10% .... 100.000% inflation? that unthinkable.

The new 50 million bank note will help Zimbabwean people buy three loaves of bread.

Other recent news reported peanuts now cost 700 million dollars a bucket in the region.

According to AP, this is the third time the nation’s central bank has issued a higher denomination note in response to record inflation. Furthermore, some of these currencies have an expiration date.

Most people will probably agree this is a sad state of affairs for Zimbabwe; Mugabe should leave before he does any more lasting damage to his country.

Gila, Inflasi di Zimbabwe 200 Juta Persen!

Rabu, 3 Desember 2008 | 18:18 WIB

HARARE, RABU- Otoritas moneter Zimbabwe menerbitkan uang kertas pertama pecahan 100 juta dolar, menyusul kian meroketnya tingkat inflasi di negara tersebut hingga mencapai lebih dari dua ratus juta persen.

Zimbabwe menerbitkan tiga denominasi baru mata uang kertas, termasuk mata uang kertas pecahan 100 juta dolar, karena negara miskin ini berjuang mengatasi inflasi yang berlari kencang. Demikian dilaporkan media pemerintah, Rabu (3/12).

Bank Sentral Zimbabwe (The Reserve Bank of Zimbabwe/RBZ) mengatakan, penerbitan uang kertas pecahan baru itu menyusul sebuah kajian baru-baru ini dari pembatasan penarikan uang tunai.

Pembatasan telah direvisi naik menjadi 50 juta dolar Zimbabwe untuk perorangan dan 100 juta dolar untuk pemegang rekening perusahaan, The Herald mengatakan.

Sebelumnya, batas penarikan uang tunai untuk rekening perorangan adalah 500.000 dolar, sementara perusahaan dizinkan menarik satu juta dolar per hari.

Pecahan baru uang kertas --100 juta, 50 juta, dan 10 juta dolar-- dilakukan ketika para penyimpan dana harus menganri panjang di bank-bank dan anjungan tunai mandiri (ATM) untuk menarik uang. Uang kertas pecahan baru itu akan mulai beredar pada Kamis besok.

Gubernur RBZ Gideon Gono, baru-baru ini mengumumkan bahwa bank sentral sedang bekerja untuk menjamin para pekerja memiliki cukup uang tunai selama musim pesta.

Penerbitan uang kertas baru itu kurang dari sebulan, setelah bank sentral memperkenalkan uang kertas pecahan 500.000 dolar dan 100.000 dolar, untuk bertransaksi dengan harga barang-barang pokok yang membubung tinggi.

Uang kertas 100.000 dolar Zimbabwe nilainya hanya setara dengan satu dolar AS yang digunakan secara luas paralel di pasar gelap, dan hanya separuh jumlah kebutuhan untuk membeli satu papan roti.

Selama tahun ini, dua puluh tujuh denominasi mata uang baru telah diperkenalkan di Zimbabwe. Suatu gambaran sebagai sebuah model ekonomi dan sebuah keranjang roti regional, ekonomi Zimbabwe telah jatuh dalam satu dekade terakhir, dan disana sekarang sedang kekurangan makanan pokok seperti gula dan minyak goreng.

Ketika Gono ditunjuk sebagai gubernur bank sentral pada November 2003, inflasi Zimbabwe tercatat 619,50 persen, namun hingga Juli, inflasi tahunan telah mencapai 213 juta persen.

MSH
Sumber : Ant

Mungkinkah Good Money Akan Kembali Menggantikan Bad Money…?

Written by Muhaimin Iqbal
Friday, 19 December 2008 07:53
qns

Di akui atau tidak, pangkal dari segala persoalan yang membawa dunia dalam krisis yang belum jelas ujungnya kali ini adalah uang fiat (uang kertas) yang nilainya dipaksakan dari awang-awang.

Karena pangkal dari permasalahannya ada di uang kertas ini, maka apapun solusi yang ditempuh oleh pemerintah-pemerintah dunia tidak akan dapat memberikan solusi yang tuntas – selagi pangkal masalah (uang kertas) tersebut di pertahankan.

Bisa saja untuk sementara waktu penyakit kronis ini akan kelihatan sembuh, tetapi tidak lama kemudian akan kambuh lagi dan kambuh lagi. Lihat tulisan saya “ Belajar dari Rupiah…” untuk ini.

Lantas apakah mungkin uang kertas yang oleh para pelakunya sendiri diakui sebagai Bad Money digantikan kembali dengan uang yang sesungguhnya - Good Money seperti Dinar dan Dirham ?.

Jawabannya adalah sangat mungkin; asal dunia mau belajar secara sungguh-sungguh solusi yang sangat adil yaitu aturan yang dibuat oleh Allah yang Maha Adil melalui RasulNya Muhammad SAW – yang kita kenal sebagi syariat Islam. Lihat juga tulisan saya sebelumnya “Aslim taslam…”.

Apakah mungkin dunia mau belajar dari Islam masalah ini, sedangkan umat Islam yang hidup di zaman ini juga belum bisa mengungkapkan konsep solusinya dengan jelas ?. Jawabannya lagi-lagi sangat mungkin.

Berabad-abad silam, dunia barat belajar berbagai ilmu dari dunia Islam – mengapa tidak sekarang ?.

Dalam kasus krisis keuangan sekarang misalnya; penjelasannya ada di Ilmu monetarism dengan equation of exchange-nya yang dicetuskan oleh David Hume (abad 18) dan kemudian disempurnakan oleh John Stuart Mill (abad 19). Dari mereka inilah kemudian lahir formula M x V= Px Q ; M= Jumlah Uang ; V= kecepatan Berputar; P= Harga ; Q = Jumlah barang &jasa.

Sayangnya mereka tidak belajar ilmu ini dan penerapannya secara komplet dari ulama sekaligus ekonom ulung lima abad sebelumnya dari dunia Islam yaitu Ibnu Taimiyyah ( 1263 – 1328).

Mengenai equation of exchange misalnya; Ibnu Taimiyyah merumuskannya sebagai berikut :

“Jumlah fulus ( uang yang lebih rendah dari Dinar dan Dirham seperti tembaga) hanya boleh dicetak secara proporsional terhadap jumlah transaksi sedemikian rupa sehingga terjamin harga yang adil. Penguasa tidak boleh mencetak fulus berlebihan yang merugikan masyarakat karena rusaknya daya beli fulus yang sudah ada di mereka”.

Untuk Dinar dan Dirham dikecualikan dari rumusan Ibnu Taimiyyah tersebut karena bendanya sendiri (emas dan perak) yang akan membatasi volume ketersediaannya di masyarakat. Dengan sendirinya Emas dan Perak atau Dinar dan Dirham akan selalu menjadi uang yang adil karena volumenya tidak dikendalikan oleh penguasa.

Jadi kalau penguasa di dunia diragukan keadilannya dalam mengendalikan volume fulus, maka keadilan harga atau daya beli hanya bisa diperoleh oleh masyarakat melalui penggunaan uang Emas dan Perak atau Dinar dan Dirham.

Di Dunia barat pada abad ke 19 orang juga mengenal ekonom ulungnya Thomas Gresham yang terkenal dengan Gresham’s Law-nya. Sederhananya Gresham’s Law ini berbunyi : “ Bila ada dua mata uang (koin) yang memiliki nilai nominal yang sama, tetapi terbuat dari bahan material yang nilainya berbeda – maka yang lebih murah akan mendorong yang lebih mahal keluar dari peredaran”. Dari sinilah lahir istilah Bad Money drives out Good Money.

Lagi-lagi si Thomas Gresham ini nampaknya belajar secara tidak komplit dari Ibnu Taimiyyah sekitar 6 abad sebelumnya; coba kita perhatikan rumusan Ibnu Taimiyyah tentang hal ini :

“… nilai intrinsik dari fulus yang berbeda (dengan nominal yang sama) akan menjadi sumber keuntungan bagi orang yang berniat jahat, dengan menukar fulus yang nilai intrinsiknya rendah dengan fulus yang nilai intrinsiknya baik – kemudian membawa fulus yang baik (Good Money) kenegeri lain dan menyisakan fulus yang kurang baik (Bad Money) di dalam negeri, sehingga masyarakat dirugikan”.

Yang ada di sekitar kita sekarang hanyalah Bad Money dan sangat sedikit sekali Good Money. Bad Money atau fulus sebenarnya juga tidak masalah kalau volumenya terkendali, Bad Money menjadi musibah besar dunia sekarang karena penguasa-penguasa dunia tidak dapat mengendalikan volumenya.

Ketidak kuasaan penguasa dunia mengendalikan volume Bad Money, menimbulkan ketidak adilan bagi masyarakat berupa naiknya harga-harga atau menurunnya daya beli uang yang dipegang masyarakat.

Namun masyarakat seluruh dunia mulai punya pilihan sekarang, perlahan tetapi pasti – mereka akan memilih Good Money karena Bad Money di seluruh dunia telah menjadi bener-bener bad ...bad...bad. Wallhu A’lam.

Last Updated on Friday, 19 December 2008 11:10

Bagaimana Kita Akan Membayar Biaya Kesehatan Kita Ketika Beranjak Tua…?

Written by Muhaimin Iqbal
Wednesday, 24 December 2008 06:54

Ketika ibu saya tiga tahun sakit di Jakarta, beliau memiliki 11 orang anak yang bisa bergantian merawat sekaligus membiayai seluruh biaya kesehatan dan rumah sakitnya.

Mayoritas kita yang lahir belakangan mungkin tidak seberuntung ibu saya dengan sebelas anak, rata-rata kita punya dua tiga anak dan sedikit yang lebih dari itu.Meskipun anak-anak kita insyaallah menjadi anak-anak yang sholeh/sholehah yang ingin berbakti pada orang tuanya, tentu kita juga tidak ingin membebani mereka ketika kita beranjak tua.

Lantas bagaimana kita akan membayar biaya kesehatan kita saat itu ?, padahal biaya kesehatan kita justru meningkat sangat tajam ketika usia kita memasuki usia pensiun.

Perusahaan-perusahaan besar tempat kita berpuluh tahun bekerjapun akan berlepas diri dari membiayai kesehatan para pensiunannya, kalau toh mereka masih kontribusi biasanya sangat minim kontribusinya.

Dari kawan-kawan aktuaris saya, saya tahu banyak sekali perusahaan besar/BUMN yang saat ini tengah berjuang mengatasi liability mereka terhadap biaya kesehatan para pensiunannya.

Selain kita bisa menabung dalam Dinar yang nilainya terjaga dan akan sangat berguna pada saat kita memasuki usia pensiun kelak, tentu kita juga dapat membeli asuransi kesehatan syariah yang banyak ditawarkan di pasar.

Namun masih ada beberapa masalah di asuransi kesehatan ini sehingga penetrasinya ke masyarakat belum terlalu besar. Masalah-masalah tersebut antara lain adalah premi yang dirasa terlalu mahal terutama untuk usia pensiun, ribetnya prosedur klaim dan jaringan pelayanannya yang lebih sering terbatas. Mudah-mudahan mereka dapat memperbaiki diri sehingga kedepan dapat menjadi opsi yang menarik bagi masyarakat.

Sebenarnya ada cara lain diluar skema asuransi yang dapat pula dipakai untuk mengelola biaya kesehatan secara efektif, yaitu apa yang disebut Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM).

Intinya JPKM ini terdiri dari empat pelaku yaitu Peserta, Badan Pelaksana (BAPEL), Badan Pembina (BAPIM) dan Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK).


Peserta idealnya adalah kelompok besar anggota masyarakat agar memenuhi apa yang disebut Law of Large Numbers sehingga penyebaran biaya bisa lebih luas dan pola risiko bisa lebih manageable.

Kelompok pengajian yang sudah besar jamaahnya seperti jamaahnya Ust Arifin Ilham, atau Alumni ESQ misalnya sangat cocok untuk membentuk JPKM ini. Pertama karena jumlahnya yang besar dan kedua sudah adanya ikatan tertentu dari jamaah tersebut.

BAPEL JPKM dapat berupa koperasi, perseroan terbatas, BUMN, BUMD bahkan dapat pula berupa yayasan. Intinya mereka harus mengantongi ijin JPKM dari Menteri Kesehatan RI.

BAPEL ini dituntut kemampuan yang sangat mumpuni baik dalam hal pengelolaan kesehatannya sendiri maupun pengelolaan keuangannya. Karena yang mereka kelola risiko dan dalam waktu yang panjang, mereka harus memiliki keahlian dibidang aktuaria, pengelolaan cadangan dan bahkan mereka juga harus bisa secara efektif melakukan risk sharing dengan BAPEL lainnya – dalam bahasa asuransi disebut reasuransi/retakaful.

Bukan hanya memahami risiko kesehatan, BAPEL idealnya juga harus paham betul mengenai risiko finansial. Uang kertas yang mereka kelola turun daya belinya dari waktu-kewaktu, sedangkan biaya kesehatan terus naik karena inflasi, usia dan faktor memburuknya lingkungan sehingga banyak penyakit baru bermunculan.

Dalam pengelolaan risiko finansial inilah keberadaan Dinar dapat sangat membantu menstabilkan daya beli iuran anggota dalam jangka panjang.

JPKM yang tidak memiliki kemampuan pengelolaan risiko yang baik dengan keahlian-keahlian yang saya sebutkan diatas, besar kemungkinan tidak berusia panjang dan akan dapat merugikan anggotanya.

BAPIM adalah unsur pemerintah yang tugasnya mengembangkan, membina dan mendorong penyelenggaraan JPKM. Karena tugas mereka yang seperti ini, seharusnya upaya masyarakat untuk mendirikan JPKM harus difasilitasi. Ijin-ijinnya dipermudah sehingga tumbuh subur JPKM-JPKM yang professional dan bertanggung jawab.

PPK terdiri dari jaringan rumah sakit, puskesmas, klinik, praktek dokter, bidan dan berbagai layanan kesehatan lainnya.

Kalau kita dapat menggabungkan unsur-unsur pengelolaan kesehatan melalui JPKM yang dibina oleh DepKes, asuransi kesehatan yang dibina oleh DepKeu dan pengelolaan keuangannya berbasis Dinar – maka insyaallah biaya kesehatan hari tua kita bisa kita rencanakan dan kelola dari mulai sekarang.
Copyright © 2008 Gerai Dinar. All Rights Reserved.
Joomla! is Free Software released under the GNU/GPL License.